This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 12 November 2013

LOMBA MENULIS 1


SAYEMBARA PENULISAN BLOG

Pemanfaatan IPTEK sebagai Solusi dari Dampak Fenomena Gas Rumah Kaca
Fenomena gas rumah kaca terjadi di salah satu planet Tata Surya yaitu bumi. Usia bumi yang sudah mencapai miliaran tahun sudah mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya fenomena gas rumah kaca. Definisi fenomena gas rumah kaca yakni Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dile­pas­kan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi semakin panas. Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfer. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melampaui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.
Kenapa gas-gas ini sering disebut sebagai gas rumah kaca ? Salah satu alasannya adalah mekanisme pemanasan ini sama seperti yang terjadi di rumah-rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara-negara sub tropika seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di saat musim dingin tiba. Tanaman-tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin karena kaca akan menghalangi panas metahari yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk pembibitan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokoli, atau tanaman lainnya di musim dingin.
Fenomena gas rumah kaca dapat ditimbulkan dari berbagai macam alasan. Banyaknya pabrik dan meningkatnya jumlah kendaraan yang cukup signifikan tiap bulan dan tahunnya menimbulkan polusi udara yang berakibat pada buruknya kondisi udara. Berbagai kegiatan industri membuat emisi gas meningkat sehingga kadar karbondiaoksida (CO2) semakin meningkat dan lapisan ozon semakin menurun. Hal ini memicu perubahan cuaca atau iklim yang tidak menentu dan ekstrim. Maksudnya cuaca di siang hari akan lebih panas dan malam hari akan tersa lebih dingin. Serta dapat berdampak pada lingkungan seperti terjadinya bencana banjir terutama di daerah padat penduduk seperti Jakarta dan Bandung yang diperparah dengan sistem drainase yang buruk. Untuk mencegah hal ini setidaknya ada usaha dari kita yakni adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Sebagai contoh pemerintah sudah berusaha melakukan pengerukan sampah di sungai atau kali dan masyarakat mendukungnya dengan cara mau membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya atau tidak membuang sampah ke sungai atau kali yang dapat menghambat aliran air. Selain perubahan iklim, efek gas rumah kaca dapat mencairkan gunung es yang ada di kutub dan permukaan air laut akan semakin meningkat disebabkan suhu udara yang meningkat atau yang biasa disebut dengan pemanasan global atau global warming sehingga ada ancaman tenggelam di beberapa kawasan daratan. Disamping banyaknya pabrik dan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan, pengguna peralatan rumah tangga berupa pendingin ruangan dan lemari es memiliki dampak terhadap fenomena ini. Hal tersebut disebabkan oleh kedua peralatan tersebut menggunakan senyawa Clorofluorocarbon atau CFC.
Melihat kondisi bumi yang seperti ini membuat para ilmuan berfikir tentang bagaimana cara mengatasinya sehingga terciptalah IPTEK. IPTEK merupakan perpaduan antara ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Ilmu  diperoleh dari metode ilmiah dan pengetahuan diartikan sebagai hasil pemikiran atau pemahaman di luar atau tanpa kegiatan metode ilmiah sifatnya dapat dogmatis, banyak spekulasi dan tidak berpijak pada kenyataan atau hasil dari pengalaman sedangkan kata teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah pengetahuan bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digukan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.  Di era modern ini IPTEK semakin berkembang dengan pesat dimanfaatkan untuk dapat menemukan solusi dari segala permasalahan yang terjadi terutama http://puskim.pu.go.id/produk-litbang/teknologi-terapan.
Preventif atau tindakan dari fenomena gas rumah kaca seperti pengurangan emisi karbondioksida (CO2) dapat dilakukan dengan konsep atau teknologi tata hijau. Yaitu, usaha pengurangan gas  CO2 dengan cara penanaman pohon dan penghijauan karena pohon merupakan perangkat paling efektif sebagai penyaring kotoran. Selain itu manfaatnya di pagi, siang, dan sore hari pohon menghasilkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan manusia untuk bernafas . Dengan usaha konsep atau teknologi tata hijau diharapkan dapat membuat bumi terasa sehat dan nyaman. Paling tidak menghambat pembesaran lubang atmosfer dan penipisan lapisan ozon.