TB dan HIV: Tantangan ke Depan
Sehat Yes, TB dan HIV No
Sehat Yes, TB dan HIV No
TB dan HIV tentu sudah tidak asing
lagi di telinga kita. Tapi apakah kalian tahu apa sebenarnya TB dan HIV itu?
Mari kita simak penjelasan berikut ini!
TB atau singkatan dari Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri yang disebut Mycobacterium
tuberculosis. TB bisa menyerang organ-organ tubuh manusia. Bila TB
menyerang paru maka disebut TB paru, sedangkan jika TB menyerang organ
pernapasan disebut TB extra pulmoner atau
ekstra paru seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Kondisi yang lebih
berbahaya yaitu TB yang menyebar luas melalui aliran darah disebut TB
diseminata atau TB Milier.
HIV atau singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah
virus yang terdapat pada manusia penderita AIDS yang cara kerjanya memperlemah
sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS sendiri ialah sekumpulan gejala atau
sindrom dan infeksi yang timbul karena lemahnya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat virus yang dinamakan HIV.
Sahabat, tahukah anda, mengapa TB
dan HIV adalah persekutuan yang berbahaya?
Infeksi TB pada penderita HIV dan
AIDS (ODHA) adalah penyebab utama kematian di dunia. Sedangkan TB merupakan
penyebab umum kematian yang kedua yang disebabkan oleh infeksi. Sekitar
sepertiga dari populasi dunia pernah terinfeksi M.tuberculosis. Satu
infeksi baru muncul setiap detik dalam skala global. TB banyak terjadi di
negara-negara berkembang. Pada tahun 2010 terdapat 8,8 juta kasus baru yang
didiagnosis TB dan ada 1,45 juta kematian dengan estimasi 0,35 juta kematian
terjadi pada penderita TB yang juga terinfeksi HIV. Pada tahun 2012
diperkirakan 8,6 juta orang terjangkit TB dan 1,3 juta orang meninggal karena
TB, termasuk 320 ribu kematian di antara orang dengan HIV positif. Resiko akan
meningkat pada penderita ko-infeksi TB-HIV ( pasien TB dengan positif HIV dan
ODHA dengan positif TB).
Sedangkan data AIDS yang diperoleh
dari WHO dan UNAIDS pada Januari 2006, bahwa AIDS telah menyebabkan kematian
lebih dari 25 juta orang terjadi pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981.
AIDS menyebabkan kematian sebanyak 2,4 sampai 3,3 juta pada tahun 2005.
Sepertiga kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara . Penderita HIV memiliki sistem
imunitas atau kekebalan tubuh yang sangat lemah, sehingga ODHA (penderita HIV
dan AIDS) yang terinfeksi TB laten akan lebih mudah berkembang menjadi TB
aktif. Di Indonesia pasien TB dengan status HIV positif pada tahun 2013 sebesar
7,5%, terjadi peningkatan jika dibanding dengan tahun 2012 yang hanya 3,3%.
Ketika seseorang yang mengidap TB
paru aktif bersin, bicara, bernyanyi atau meludah di sembarang tempat kemudian
infeksi yang terkandung di dalamnya keluar dan terhisap oleh orang yang sehat
tetapi kekebalan tubuhnya kurang, maka orang tersebut bisa langsung terinfeksi.
Tanda dan gejalanya berupa demam, menggigil, berkeringat di malam hari,
hilangnya nafsu makan, berat badan turun dan lesu. Pada penderita TB aktif
umumnya timbul gejala berupa nyeri dada dan batuk berdahak yang berkepanjangan
kadang disertai bercak darah. Namun, tidak semua penderita menunjukan gejala
apapun (asimptomatik). Berikut ini
orang-orang yang berisiko terkena TB:
1. Orang dengan infeksi HIV
2. Para tenaga kesehatan yang merawat penderita TB
3. Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama
dan frekuensi yang sering serta selalu berdekatan dengan penderita TB
4. Orang-orang yang tidak diobati dengan benar untuk
TB di masa lalu
5. Orang-orang yang terinfeksi TB dalam 2 tahun
terakhir
6. Alkoholisme/pecandu alkohol
7. Orang yang menyuntik obat-obatan
terlarang
8. Perokok aktif
9. Orang dengan imunitas yang lemah
10.
Bayi
dan anak-anak
11.
Penghuni
dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan, misalnya penjara
dan tempat penampungan gelandangan
12.
Kelompok
ekonomi rendah sehingga terkendala untuk mendapatkan perawatan yang memadai
13.
Penderita
Diabetes mellitus (gula darah)
Pertanyaan selanjutnya, mengapa
sangat penting untuk mengetahui jika terinfeksi TB dan HIV?
Seperti yang kita ketahui bahwa
penyakit TB dan HIV sangatlah berbahaya. Bagi penderitanya, setiap hari akan
dibayang-bayangi kematian. Sebab kedua penyakit ini meupakan ancaman serius.
Pada penderita dengan kondisi fisik yang lemah, infeksi ini akan berkembang
lebih cepat di dalam tubuh. Berbagai penyakit yang menyertai pun bermunculan.
Sesuai dengan penjelasan di atas, TB
merupakan penyakit menular yang mudah menyerang siapa pun dengan kekebalan
tubuh yang lemah. Penyebab sistem imunitas lemah ini ialah faktor nutrisi, stres
fisik, mental, dan kurang istirahat. TB ini sangat erat kaitannya dengan
kelompok ekonomi rendah. Seharusnya gizi yang baik selalu didapat setiap hari,
namun masalah ekonomi menjadi faktor penghambat untuk mendapatkan kekebalan
tubuh yang kuat dan fisik yang prima. Faktor pikiran pun turut mempengaruhi
terjadinya TB baik laten maupun aktif. Selain itu, orang dengan kebiasaan buruk
seperti kecanduan alkohol dan perokok berat resikonya dua kali lebih besar
terkena TB. Penyakit-penyakit yang sebelumnya lebih dulu ada di dalam tubuh
seperti penyakit paru-paru kronis dan Diabetes
mellitus (gula darah) juga sangat berisiko rentan TB. Dan yang paling
berbahaya adalah TB akan sangat mudah menyerang ODHA (orang dengan HIV atau
AIDS). Penyakit TB akan memperparah kondisi ODHA. Orang dengan HIV atau AIDS
yang terinfeksi TB laten akan mudah berkembang menjadi TB aktif dengan sangat
cepat. Besar kemungkinan, TB ini akan semakin meluas ke tingkat yang lebih
berbahaya dan sangat parah yakni dikhawatirkan infeksi TB akan masuk ke dalam
aliran darah yang disebut Tuberculosis
milier. Kemungkinan terjadinya TB
milier ini cukup tinggi meskipun sudah
mendapatkan perawatan dan pengobatan. TB yang menyertai infeksi HIV sering
menyerang sumsum tulsng belakang, saluran kemih, saluran pencernaan, hati,
kelenjar getah bening, dan dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku
karena gangguan pada sistem syaraf.
Lalu, bagaimana caranya
mengendalikan TB agar beban TB pada ODHA berkurang, begitu pula beban HIV pada
TB?
Pengendalian Tuberkulosis pada
ODHA dilakukan dengan menggunakan pengobatan antibiotik untuk membunuh
bakterinya. Pengobatan berlangsung selama berbulan-bulan. WHO merekomendasikan
pengobatan TB dengan menggunakan metode Directly
Observed Therapy atau terapi pengawasan langsung atau sering disebut PMO
(Pengawas Minum Obat). Terapi PMO yaitu orang-orang terdekat si penderita
misalnya orang tua, saudara kandung, saudara ipar, sepupu sebagai orang yang
selalu mengingatkan pasien untuk selalu minum obat agar pengobatan berjalan
sesuai yang diharapkan. Pengobatan pada penderita TB harus sesuai dengan
petunjuk dokter. Pengobatan dilakukan rutin secara terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Jika kondisi badan dirasa sehat, lantas tidak meminum obat maka
TB akan menjadi resisten terhadap obat yang diberikan. Ini akan semakin sulit
diobati dan obat yang harus dibeli pun sangat mahal.
Khusus untuk ODHA pada TB, langkah pertama pengobatan adalah untuk
memastikan bahwa orang yang hidup dengan HIV diuji untuk infeksi TB. Jika
ditemukan memiliki infeksi TB, tes lebih lanjut diperlukan untuk menyingkirkan
penyakit TBC. Langkah berikutnya adalah untuk memulai pengobatan untuk infeksi
TB laten atau penyakit TB berdasarkan hasil tes. Namun, untuk infeksi HIV
sendiri sampai saat ini belum ditemukan
obatnya. Infeksi HIV tidak bisa hilang dari tubuh penderita melainkan hanya
meringankan gejalanya saja. Penanganan infeksi terkini adalah terapi
antiretrovirus yang sangat aktif (Highly
Active Antriretroviral Therapy disingkat HAART). Gejala-gejala HIV yang
hilang saat perawatan hanya bersifat sementara. Gejala ini akan muncul kembali
saat terapi dihentikan.
Agar kita terhindar dari TB
hendaknya selalu menjaga kesehatan.
Jika terdapat tanda dan gejala yang mengarah pada TB, sesegera mungkin
memeriksakan diri ke dokter (deteksi dini). Begitu pula untuk menghindari HIV.
Kita harus bisa menjaga diri terutama pada seks bebas, NAPZA (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya), minuman beralkohol. Bersikaplah
setia pada pasangan, bila salah satunya terinfeksi HIV maka untuk mencegah
transmisi (penularan) kepada pasangan yang belum terinfeksi direkomendasikan memakai
pelindung (kondom) pada salah satu pasangannya.
Sahabat, ternyata sehat itu
sangatlah mahal. Kita yang sehat harus selalu bersyukur kepada Tuhan. Mari kita
biasakan hidup teratur, disiplin, hindari kebiasaan buruk yang dapat merugikan
diri sendiri, mendekatkan diri pada Tuhan, serta selalu menjaga keseimbangan IQ
(Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient). Dengan demikian,
Indonesia akan memiliki penduduk yang sehat, Sumber Daya Manusia yang lebih
baik dan perekonomian pun akan semakin maju dan meningkat. Sehingga kita dapat
bersaing dengan negara-negara maju.
Referensi:
1. Id.wikipedia.org
2. Kncv.or.id
3. www.cdc.gov
3 komentar:
SEhatttt YESSSSSSSSS,,, tulisannya sangat lengkap dan menarik
Duuhhhh lebay deh.. Padahal tulisannya jelek bgt. Menurut km ngerti ga konten yang aku sampein??
aku ga bisa merubah tampilan blog nih.. kaga ngarti.. kaga pernah utak atik. mkasih yah komennya :)
Posting Komentar